Kopitalisme

Lianny Hendranata
Home | The Author | Kumaniora | Hole Spirit | KutuKata | Etalase | Das KOPIkenTal | Kitab al-Capuccino | Tafsir al-Gitar | Perpuskataan | F.U.C.K | Buku Tamu | Kopitalisme Toolbar | Partners | Sponsor | Cafeist Prophecies | Hukum Hukum Kopitalisme | PatanYali Factor | Forum Diskusi

TRAP (Tradisi, Ritual, Atribut, Predikat) 
 
Oleh: Lianny Hendranata
Forum 'Apakabar' 10 Desember 2005, Sabtu.
Judul thread: Re: Menjelang Tahun Budaya 2006... Budaya Top Down?
 
 
Bangkit dan Bergeraklah! Bersama Bentuk Keadaban Publik Baru Bangsa!
  -----------------------------------------
MASYARAKAT TIDAK MEMBUTUHKAN LAGI ORANG "PINTAR"  TETAPI MASYARAKAT ITU SENDIRI HARUSLAH CERDAS DALAM MENENTUKAN NASIBNYA SENDIRI! (President of the Kopitol world community: SeksPeare)
  
  "Perlunya bertumbuh budaya unggul (culture of excellence) yang
  berlandaskan kesadaran akan kemampuan diri sendiri dapat menjadi identitas dan semangat kelembagaan negara: President of Republic Indonesia: SBY (Kompas,1/12)
  
  ERA INFORMASI sudah hampir lewat. ERA INSPIRASI baru memulainya.
  Orang “buta huruf “ di-era globalisasi, bukan lagi yang tidak bisa membaca & menulis. Tetapi orang yang mengacuhkan, dan menyepelekan INSPIRASI
  (president of Inspiration Centre: Lianny)
  ---------------------------------------------   
  Masyarakat memang harus bisa mencerdaskan diri sendiri, budaya tergantung pada bantuan, sudah harus dibuang..! Revolusi akhlak dan Reformasi Kesadaran harus segera dimulai.!
  Masyarakat Indonesia mulai dari baru keluar dari rahim sang bunda, sampai masuk liang kubur, sudah dijejali budaya dibantu, dimomong, diperhatikan. Maka menjadi manusia dengan budaya Tidak ada kemauan untuk memerdekakan diri dari TRAP (Tradisi, Ritual, Atribut, Predikat)
  
  TRADISI, pada sentral kekuasaan yg menjadi kokoh pada zaman orba (maka Bung teewoel, menulis menghasilkan budaya menunggu, pasif, budaya gossip, budaya ngrumpi, budaya om-do)
  
  RITUAL, yang menjadi manusia bebek yang bisanya hanya membebek  (maka Bung teewoel, menulis menghasilkan, manusia yg mudah tersinggung, curiga, berkelahi dan mudah main kepruk, hantam, serang, bunuh (budaya kekerasan yg massal dan individual).
  
  ATRIBUT, peninggalan zaman feodal yg masih lengket, merasa diri turunan darah biru/ berpendidikan tinggi biarin ijazahnya ASPAL juga, apalagi ada berpangkat. maka harus dijunjung, diistimewakan, merebut semua dispensasi untuk hak pribadi diatas hak umum. (Bung Teewoel menulis, Ciri lainnya adalah makin serakah)
  
  PREDIKAT, sebagai bangsa yang bermoral, beragama, beradat ketimuran,  Dimana hal ini yang menjadi alasan menutup diri untuk membuka wawasan dizaman yg ngebut berubah ini.(Lupa skg Predikatnya udah berubah jadi bangsa yang terkorupsi)
  
  SBY mengatakan "Perlunya bertumbuh budaya unggul (culture of excellence) yang mana dia sendiri tidak mempraktekannya, karena tidak punya INSPIRASI utk berbuat keluar dari TRAP. Dia lupa masyarakatnya masih erat dgn TRAP, kita lihat PILKADA menghasilkan kerusuhan dan pembunuhan dalam arena pagelarannya, Dana kompensasi BBM menghasilkan tubuh tua miskin terinjak-injak berebut duit cepeceng sebulan.
  
  Dalam artikel yang saya tulis dgn judul “Mau Kaya dan Maju, Berubah dan Bertindaklah!” Diterbitkan  SuaraPembaruanMinggu : 28  Maret 2004, pernah juga dimuat di milis ini, sudah saya tuliskan Resepnya utk bangsa ini kalau mau jadi bangsa yg Kaya & Maju.
  ×       Etika, sebagai  prinsip dasar suatu kehidupan berbangsa.
  ×       Kejujuran dan integritas.
  ×       Bertanggung jawab, dalam setiap kelakuan pada diri sendiri dan orang lain.
  ×       Hormat dan mematuhi peraturan dan hukum.
  ×       Hormat pada hak orang lain.
  ×       Menjalankan kewajiban sebagai individu yang bermasyarakat.
  ×       Cinta pada pekerjaan/ tugas.
  ×       Berusaha keras menabung dan investasi dengan jalan yang halal.
  ×       Mau bekerja keras/ giat/ pantang menyerah.
  ×       Belajar menepati waktu dalam segala bidang.
  
  Nah kalau resep ini dilaksanakan, akan mampu menghasilkan Batin manusia yang bisa ter-inspirasi untuk maju, maka mampu ber- inovasi,  serta berdedikasi pada budaya unggul (culture of excellence) yang berlandaskan kesadaran akan kemampuan diri sendiri dapat menjadi identitas dan semangat kelembagaan negara, seperti yg President of Republic Indonesia: SBY ngomong di (Kompas,1/12)
  
  Salam,
  Lianny

Enter content here

Enter supporting content here

One of the most universal -morning- ritual is to drink coffee:)