Enter content here

Kopitalisme

F.U.C.K

Home | The Author | Kumaniora | Hole Spirit | KutuKata | Etalase | Das KOPIkenTal | Kitab al-Capuccino | Tafsir al-Gitar | Perpuskataan | F.U.C.K | Buku Tamu | Kopitalisme Toolbar | Partners | Sponsor | Cafeist Prophecies | Hukum Hukum Kopitalisme | PatanYali Factor | Forum Diskusi

myname.jpg

Tiwul: Sumber Inspirasi (4): Yok opo enake rek !

(Yok opo enake rek! = Gimana enaknya, teman!)

 

Melalui cerita salah seorang anggota  milis ini (Sekspeare) yg terkenal

nyentrik tapi penuh kedalaman realistis, kita sudah melihat bagaimana dia bersama rekan-rekannya mengusahakan agar Makassar (Ujung Pandang)

menggeliat utk menata daerahnya. Sepertinya Makassar mencoba bangkit melalui turisme dan memberdayakan kebhinekaan dan persatuan. Selengkapnya

Friends and Union of the Cafeist and Kopitalisme

Quote diatas adalah salah satu contoh tanggapan pembaca, yakni

Tiwul mengenai tulisan tulisan dari SeksPeare dan Kopitalisme

menyebar inspirasi melalui gaya penulisan  yang dianggap nyentrik.

Para pembaca yang mempunyai daya nalar dan imajinasi akan

menuliskan kembali informasi dari Kopitalisme sesuai dengan

perspektif, style dan alas kaki masing masing... Mereka

yang mempunyai ability inilah yang teristilahkan sebagai Friends and

Union of the Cafeist and Kopitalisme

 

Dalam halaman ini, akan kami tampilkan berbagai dialog, diskusi, debat

secara online dengan beberapa sohib netters di dunia maya 

 
Juga, akan menampilkan berbagai 'institusi' yang pernah berhubungan dengan "Kopitalisme" di dunia real, offline. Mereka ini -yang secara offline- tidak pernah mengenal terminologi "Kopitalisme" disebabkan ketika itu -tanpa setahu mereka- dijadikan sebagai 'objek' dari beberapa observasi baik di bidang ekonomi maupun sosial. Yang kemudian 'observasi' tersebut 'diramu' kedalam perspektif khas "Kopitalisme", yakni: Karikatur Bertutur.
 
Meskipun demikian, dalam berbagai dialog "Kopitalisme" memberi pandangan pandangan yang tidak selalu mengandung unsur "to laugh about it..." jika diskusi dan dialog tersebut menyangkut tentang hal hal "mind & mental development".
 
Dan dalam dialog tersebut, "Kopitalisme" menerima berbagai pendapat yang sefaham dan sepakat atas berbagai perspektif yang disodorkan oleh "Kopitalisme", dengan tanpa ada maksud menggurui para rekan dalam berbagai dialog tersebut. Silakan simak, dialog dan diskusi sebagai berikut: 
 

Thread "Sifat Bangsa Indonesia Menghambat Kemajuannya"

 

Ruang agama bagi saya hanya pantas dikunjungi sesekali, tapi saya

lebih senang "minum kopi" dan "mengobrol" di ruangan lain, mungkin

ruang ekonomi, ruang politik, ruang international conflict, dan lain

sebagainya.

Diversifikasi Topik tiada batas, Kreatifitas penulis, dan dedikasi penuh

terhadap rasionalitas dan pluralisme. Itulah yang akan membuat forum

ini berkembang pesat.

Nicholas Goddard, apakabar, 31 Agustus 2006.

========================

 

Memang kita tidak boleh melihat kebelakang, tidak boleh menyalahkan

bangsa lain ,menurut saya kesimpulannya kalau begitu memang

semuanya
karena tabiat manusia indonesianya yang demikian,senangnya
pertumpahan darah dari waktu pki dibunuh sampai peristiwa mei
1998,bom bali, dan sebaganya ternyata memang tabiat manusia
indonesia yang sudah parah sekali memang betul kita tidak boleh
menyalahkan orang lain,benar saya setuju,jadi analisa saya ternyata
salah selama ini seperti yang anda -anda katakan ,ternyata
manusianya indonesia yang perlu bebenah sendiri,jangan jadi bangsa
yang barbar,kalau tidak mau nkri hancur.

Soleil0k, apakabar, 31 Mei 2006.

====================

Setuju.
Berarti sekarang "bola" nya berada di generasi sekarang.

Apapun yang terjadi di masa lalu, apapun yang dilakukan oleh kolonial

Belanda, sudah tidak perlu kita sesali lagi. Kalau kita menginginkan

bangsa ini untuk tetap eksis 1000 tahun lagi, kita harus melakukan

sesuatu terhadap "sifat2" yang menghambat kemajuan kita.

Prasangka atas dasar SARA memang masih ada. Saya menganggap

tugas kita semua untuk memotong prasangka itu agar tidak menjadi

warisan bagi generasi berikutnya. Ini akan sangat memakan waktu dan

energi, entah butuh berapa generasi untuk membuat prasangka SARA

ini terkikis habis.

Kita mulai dari yang paling sederhana, diri kita sendiri. Memiliki

prasangka SARA atas orang lain masih dihitung perilaku wajar ASALKAN

disimpan dalam hati dan tidak melebur melalui ucapan dan perbuatan.

Prasangka di dalam hati dilawan dengan keinginan keras untuk toleransi agar bisa hidup rukun di negara ini.

Kemudian, setelah mengalahkan prasangka di dalam hati, kita mulai

dengan orang2 terdekat kita. Marilah kita ajarkan anak2 kita yang

kelak akan menjadi generasi pengganti kita, untuk tidak memiliki

prasangka SARA, atau kalaupun sudah terlanjur ada, bisa

mengendalikannya di dalam hati.

Ibu pertiwi yang menjunjung tinggi sekularisme dan pluralisme akan

menjadi kekuatan yang luar biasa, langit pun tidak menjadi batas untuk

hal-hal yang bisa dilakukan oleh Ibu pertiwi dalam kondisi itu. Ketika

kita berhenti menunjuk, menuding, berebut menjadi agama yang paling

agung dan memaksakan keyakinan kita sebagai keyakinan seluruh

negara, di saat itu pulalah, kita memasuki peradaban baru.


Bagi mereka yang mengaku percaya kepada Tuhan, liatlah begitu

banyak yang diberikan oleh Tuhan kepada bangsa ini untuk bisa maju

dan makmur. Kutukan yang muncul atas bangsa ini sehingga semakin

terpuruk justru bukan dari Tuhan, tapi dari prilaku bangsa Indonesia

sendiri.


Tugas besar ada di tangan kita.

Nicholas Goddard, apakabar, 31 Mei 2006.

=================================

 

Hai Seks,
Saya setuju dengan yang kamu tulis ini  Introspeksi, mind and

mental... Serta melihat 'kedepan'
  
  Keadaan dunia berubah cepat, lihatlah Sejak manusia melakukan

banyak penemuan mesin-mesin yang menghasilkan revolusi peradaban

di dunia ini, dunia pun menjadi ajang pemenuhan ego dan keserakahan.

Selain menciptakan hal-hal yang mempermudah kehidupan manusia,

turut terciptalah senjata-senjata pembunuh sesama yang semakin hari

semakin canggih. Sementara ilmu pengetahuan bidang kesehatan terus

berlomba kecanggihannya dengan penyakit-penyakit baru yang muncul

dengan keganasannya. Para dokter berlomba dengan keganasan

penyakit untuk mempertahankan hidup seseorang. 

   
Banyak nasihat mengingatkan kenapa Tuhan / alam/ dewa

menciptakan mata kita menghadap ke depan. Tuhan/ alam/ dewa

menginginkan kita memandang ke depan untuk menata masa depan

yang lebih baik. Kenapa juga Mereka menciptakan dua telinga, kaki,

tangan. tetapi mulut kita hanya satu..? Tuhan/ alam/ dewa

menginginkan kita lebih banyak mendengar, bergerak, dan berbuat

daripada banyak berbicara.....!
  
  Jika para pemimpin dan pejabat bangsa ini hanya berkutat untuk

mempermasalahkan masa lalu, dengan banyak bicara tetapi sedikit mendengar,

tentu hidup ini terasa seperti jalan di tempat, kita kalah dalam banyak hal dengan

bangsa lain yang jauh lebih kecil, baik jumlah penduduk maupun luas wilayahnya. 

   
  Marilah semua saudara sebangsa dan se-Tanah Air, kita harus bangkit untuk

menata kehidupan berbangsa dengan lebih baik, lebih damai. Kita menyaksikan

bagaimana presiden kita, Bapak SBY, berucap bahwa kita memang harus belajar

banyak dan menyadari bahwa bangsa kita 

  "masih miskin dalam hal pergorganisasian, koordinasi, komando, pengendalian".

Tentu saja dengan menyadari kekurangan kita dan berusaha untuk

memperbaikinya, barulah kita bisa merasakan faedah perubahan itu.
  
  salam persatuan,

Lianny Hendranata, apakabar, 1 Juni 2006.

=====================================

 

Tanggapan SeksPeare selanjutnya ini ditujukan kepada pesan Daan Asmara di

bawah... 

 

Kalau itu 'teori' anda lakukanlah sesuatu sesuai dengan keyakinan anda itu, akan

habis waktu hanya untuk membicarakan mana yang perlu melihat 'kebelakang'

atau 'kedepan'.
  
  Seperti yang saya illustrasikan dalam salah satu karikatur berjudul 'NATO" (Talk...

Talk... Talk...) 3 orang hanya duduk berdiskusi saling berteori tentang bagaimana

menjaga rumah warisan, di dalam sebuah rumah yang sedang terbakar... 
  
  Saya sendiri dengan berbagai aktifitas/kreatifitas selalu melihat 'kedepan'...

Termasuk diantaranya tentang upaya upaya pencegahan konflik horisontal di

daerah saya sendiri (city scope)... Sudahkah anda melakukan sesuatu untuk

daerah anda?... Sesuai dengan 'teori' anda itu?... Berikan contoh konkrit yang anda lakukan sesuai perkataan/teori anda, agar perspektifnya jelas serta bukan hanya

andai andai, agar kita lebih fokus dalam diskusi ini.
  
  SeksPeare
 
http://sekspeare.tk
  http://kopitalisme.tk

 Apakabar, 1 juni 2006.

 

Tanggapan atas pesan dibawah ini:

Daan Asmara - AD2 <Daan@capcx.com> wrote:
  Melihat masa lalu terpaksa harus dilakukan bila kita mengalami

kemunduran/salah arah,perumpamaannya begini bila anda salah melalui

persimpangan dan anda memasuki jalur yang salah dimana jalur salah itu akan

mengarahkan anda pada suatu titik yang bukan merupakan tujuan kita maka satu

2nya cara adalah kembali lagi kepersimpangan semula baru kita cari jalur yang

benar yang ada pada persimpangan tersebut.Tidak semua persoalan dapat diatasi

dengan melihat kedepan terus bila kita berada dijalur yang tidak benar.Demikian

juga dengan Bangsa Indonesia yang mengalami kemunduran budaya, kita tidak

dapat melaju terus dengan budaya yang tidak sesuai dengan  situasi dan kondisi

kita,kita harus kembali kemasa lalu untuk melihat kesalahan apa yang terjadi

dimasa lalu setelah benang merahnya didapat barulah kita melakukan perbaikan2

yang dasarnya adalah masa lalu yang merupakan starting point dari kesalahan

tersebut, setelah itu barulah kita mulai memandang kedepan kembali.

 

Sebagai contoh lagi, saya menyukai otomotiv,saya menyukai memodifikasi mesin

mobil,suatu hari saya mengganti noken as saya dengan noken as yang mempunyai

sudut yang lebih tajam dengan harapan mendapatkan kecepatan maksimal karena

pembakaran diharapkan akan lebih sempurna,nyatanya modifikasi tersebut

mengakibatkan mesin susah dinyalakan karena sudutnya terlalu tajam,terpaksa

noken as lama saya gunakan kembali karena nyatanya tidak ada noken as lebih

tepat selain yang orisinil,kemudian modifikasi saya lakukan pada system

pengapiannya.Demikianlah sekedar illustrasi bahwa bila kita salah dalam

melakukan perubahan dan kesalahan tersebut sudah sangat mendasar sehingga

sukar untuk disempurnakan lagi mau tidak mau kita harus kembalikan dahulu pada

keadaan semula pada titik sebelum dilakukan perubahan barulah kita lakukan lagi

penyempurnaan dengan mempelajari kesalahan2 yang dibuat sebelumnya.

 

============================

 

Lianny Hendranata
  Quote: Banyak nasihat mengingatkan kenapa Tuhan / alam/ dewa menciptakan

mata kita menghadap ke depan. Tuhan/ alam/ dewa menginginkan kita

memandang ke depan untuk menata masa depan yang lebih baik. Kenapa juga

Mereka menciptakan dua telinga, kaki, tangan. tetapi mulut kita hanya satu..?

Tuhan/ alam/ dewa menginginkan kita lebih banyak mendengar, bergerak, dan

berbuat daripada banyak berbicara.....! End of quote.
  
  SeksPeare:
  Itulah sesuai thread ini yang membicarakan "Sifat Manusia"… "Manusia" is not a

static creature. They are growing, changing and moving… Mereka berubah sesuai

waktu, kebutuhan, tantangan dan lain lain…

   
  Coba bayangkan repotnya jika kita melihat "kebelakang" soal SuperSemar

(katakanlah)  Apa jadinya? Kita akan kehabisan waktu dan tenaga soal legalitas

dan landasan sejarah... Habis waktu dipakai untuk mengkutu kutui kejadian masa

lalu, hingga tahun 2010-pun belum tentu selesai... Nah, apakah tantangan tahun

2005 sama dengan tahun 2010? Bedanya memang cuman lima tahun... Tetapi

ingat, perubahan itu seperti gelombang ombak... Jika tidak siap kita akan

tergulung... Untuk itulah "visioner" dibutuhkan... Cilakanya kita belum punya

visioner dan negarawan, yang mempunyai visi jelas tentang 'what the funk is going on' in the near future... (Lha, wong soal bbm saja selama ini hanya dijadikan issue politis, kok?)  
  
  Membicarakan 'sifat manusia' kemudian mengambil contoh dengan "noken as"

nggak nyambung. "Noken as" itu benda statis. Sedangkan kita sedang diskusi

tentang "Sifat Manusia Indonesia"...  saya ulang "Sifat Manusia Indonesia"! ... Kita

tidak sedang di dalam bengkel/garasi sambil membicarakan soal "alat alat mobil"

… Ha..ha..ha.. 
 
Nice to hear you again...
  
  SeksPeare
 
http://sekspeare.tk
  http://kopitalisme.tk

 Apakabar, 2 Juni 2006.

=================================

 

Thread: Islam Tidak Mengalami Pendiskreditan

 

(Quote)
Tak banyak sebenarnya yang masuk kategori Taleban
dan manusia macam demikian kalau nggak insyaf akhirnya juga tak akan
tenang, penuh kebencian, penuh kedengkian, penuh iri hati dan tak
akan tentram dalam kehidupan sehingga kemungkinan kalau dia tak
berubah akan menjadi manusia gagal. (End of quote)

SeksPeare:

Bagaimana mengidentifikasi dan menjustifikasi kedengkian dan iri hati? Karena

mereka para 'talibanist' bisa menuduh balik dengan tuduhan yang sama, dengan

dalih bahwa maraknya syariahisasi di indonesia(L) telah menimbulkan iri hati

dikalangan 'pluralist' bukan? Debat based on theories, ideologies, laws, versus dalil

dalil ayat nggak akan ada ujungnya...

Jika agenda talibanisme berjalan mulus karena disebabkan oleh -salah satunya-

'under estimate' dari para 'pluralist'. .. Maka mereka yang menggunakan agenda

tersebut (PoliTikus based on religion) yang 'berhasil' (bukan menjadi manusia

gagal, seperti kata anda)

Siapa yang gagal? Mereka adalah massa pendukung kelelep yang termobilisasi

yang sempat dibodohilah yang menjadi manusia gagal.

Ini yang gawat karena makin banyak manusia gagal, semakin parah penyakit

"kanker sosial Indonesia(L) "... Dibutuhkan serum anti kanker... Gimana itu?

Aku punya usul, gimana kalau ditiap kelurahan atau kecamatan dibuat ring pertandingan silat. Si "talebanist" disuruh berdo'a pada tuhannya sebelum pertandingan melawan si "pluralist". Siapa yang berhasil menanggalkan -minimal- 2 biji gigi lawannya, maka dia adalah pemenangnya. ..

Kalau si "talebanist" kalah, giginya ilang 2 biji, berarti tuhannya nggak mendukung

dia, sehingga nggak usah sok sokan membela tuhan segala macem.

Jika si "pluralist" yang kalah, berarti kecamatan atau kelurahannya ada dalam

aturan para "talebanist" hingga republik indonesia(L) semaput, tetapi setidaknya

perjuangannya bagi pluralisme di Indonesia, udah nggak tanggung tanggung.

Jenjang kompetisinya juga dari ajang kelurahan, kecamatan hingga ke level kota

dan propinsi sampai ke tingkat nasional.. he..he..

Setiap pertandingan dipungut karcis, sebagian karcis masuk pajak PAD, sebagian

lagi untuk orang miskin disekitar kelurahan atau kecamatan itu, itung itung

sebagai 'kurban' yang berkesinambungan: )...

Dan kalau dalam pertandingan silatnya nanti, para kontestan dari talibanist

menggunakan pakaian adat arab, dari kontestan pluralist menggunakan pakaian

adat masing masing, bisa dijual jadi objek wisata budaya, cak!..ha..ha. .ha..

Ayooo siapa berani? ... Saya janji, saya akan daftar duluan jadi kontestan...

May FUN be with you

SeksPeare
http://sekspeare. tk
http://kopitalisme. tk

 

====================================

Note:

Kedepan, anda akan bisa men-download kumpulan naskah atau text diskusi

'Kopitalisme' dari berbagai milis dalam bentuk format 'word' di halaman ini.

 

 

One of the most universal -morning- ritual is to drink coffee:)