Assalamu Alaikum Wr.
Wb. Salam Sejahtera. May Peace Prevail on Earth.
Selama bertahun tahun, asset besar Republik Indonesia
dalam bentuk ribuan pulau pulau kecil berikut masyarakat pantai di dalamnya: TERLANTAR.
7 Maret 2005, Kepulauan "Ambalat" diklaim oleh
Malaysia. Terlepas dari apa yang melatar belakangi, baik itu alasan ekonomi, politik dan skenario lainnya, hikmah yang dapat
ditarik dengan klaim terhadap Kepulauan "Ambalat" bahwa setidaknya secara serentak dan secara massal telah timbul RASA MEMILIKI
terhadap asset besar Negara Kesatuan Republik Indonesia, yakni: Kepulauan.
Tepat 3 tahun lalu tanggal 7 Maret 2002, Tahun Orientasi Pariwisata dicanangkan. Terlepas dari apakah
tanggal tersebut merupakan kebetulan atau peringatan dari "Sang Pemilik Bumi". Kami mengharapkan peristiwa ini hanyalah "terapi
kejut" untuk dimasa akan datang, ditujukan kepada - khususnya tokoh bernama besar, saudagar dan para petinggi - tidak lagi
mengabaikan Rahmat dan Qarunia yang telah diberikan oleh Allah SWT, yang telah menjadikan Republik Indonesia sebagai Negara
Kepulauan Terbesar di Dunia. Untuk itu pada hari ini, Hari Bumi Sedunia:
· Menghimbau kepada para petinggi negara,
para tokoh dan saudagar untuk dapat melakukan hal nyata dan real yang BERKELANJUTAN dalam rangka menunjukkan RASA MEMILIKI
terhadap asset ribuan pulau di Nusantara.
· Tindakan nyata tersebut, tidak hanya
dalam bentuk pernyataan sikap secara kolektif di depan media saja. Melainkan dalam bentuk OPTIMALISASI asset kepulauan menjadi
asset ekonomi dan tentunya demi tujuan kemanusiaan.
· Memberdayakan rakyat pantai yang mendiami
ribuan pulau pulau Nusantara.
· Sebagai bagian dari komunitas global,
kami penanda tangan "Paraga Qommandemen" menghimbau kepada masyarakat dunia Internasional, terkhusus kepada masyarakat Pencinta
Damai di negara tetangga Malaysia, yang sama sama pintar "Sepak Raga" untuk menghormati kedaulatan sesama peraga (paraga)
atas nama perdamaian untuk generasi penerus kedua bangsa. Serta kepada komunitas cinta damai di Malaysia agar meminta Pemerintah
Malaysia untuk berdialog dan atau mencabut klaim tersebut.
· Sepakat untuk memberikan "PQ Award"
(Piti Qejo-Qejoi-Award) Kepada Perdana Menteri Malaysia.
Dan sebagai agenda berskala lebih luas, kami para penanda tangan "Paraga
Qommandemen" hal mana sesuai
dengan pertanyaan pada text "Earth for All" : Is this a kind of legacy that we want to leave for our children? Yang ditanda tangani oleh ratusan organisasi perdamaian dunia. Maka kami menyatakan:
No more wars... Tidak ada lagi perang!
Dan kami tidak ingin lagi dikatakan: Pa Bambangang Na Tolo
Atas nama "Patriotisme" ataupun "Heroisme"...
Untuk itu, kami mendeklarasikan kepada seluruh komunitas bumi pada "Hari Bumi" 22 April 2005 ini untuk:
LETS CREATE A SAFER WORLD TO THE FUTURE GENERATIONS
"Tidak Mewariskan Kebudayaan Perang Kepada Anak Cucu Kita"
Wassalam.Salam
Sejahtera. May Peace Prevail on Earth.
Bergabung Dengan Kami?