Ingin lepas dari hegemoni dan kemapanan
sastra dan kesusastraan Nasional? Adalah sebuah opini yang 'political paranoid', namun kami menanggapinya dengan pertanyaan
berikut:
· Sebebas apakah kita, jika benak kita
terus terusan terbelenggu oleh mind frame politis? Tidak ekonomi, budaya, pendidikan,
agama dan bahkan persoalan 'Dua huruf'pun masuk dalam 'frame' politis. Lantas kita menyebut diri sebagai komunitas dan bangsa yang beradab dan merdeka?
· Sebebas apakah kita, jika akal-aksi
kita hanya terikat-terkurung hanya pada sesuatu yang tertangkap oleh indra dalam rangka kebutuhan PerutQantong dibelantara keseharian kita?...
· Ataukah kebebasan kita terpenjara dalam
kerangkeng pengap kemerdekaan tingkah pola-laku dalam 'aurat-exhibitons' di majalah dan film film Nasional? Dengan ujung ujungnya
melakukan kebebasan berbisnis seputar kebebasan diantara dua kaki? Dalam remang remang kamar berlabel hotel, massage dan entertainmen?
Tanpa berniat menghakimi serta memvonis, tiga pertanyaan diatas,
saya anggap cukup untuk 'mengangkat cermin' ke wajah peradaban kita sebagai anak kepada para bapak-ibu Pertiwi- Nusantara
kita... Kami, IqRa SeksPeare hanya mengekspressikan kebebasan dalam 'dua
huruf', bukan memfokus pada 'halal-haram' kebebasan diantara 'dua kaki'...
Kebebasan kami, kebebasan PQ, hanyalah dengan sebuah maksud:
Ingin sekedar mengais tawa dalam himpitan 'kemerdekaan'
dan 'kebebasan' itu sendiri...
Yang selama ini kita beri titel: Peradaban-Qebudayaan.
Selamat membaca.
IqRa SeksPeare:
e-mail:
seks_peare@yahoo.com
Website:
http://sekspeare.tk
www.makassar.badlink.net