Enter content here

Kopitalisme

Kopitalisme Untuk Djajaprana
Home | The Author | Kumaniora | Hole Spirit | KutuKata | Etalase | Das KOPIkenTal | Kitab al-Capuccino | Tafsir al-Gitar | Perpuskataan | F.U.C.K | Buku Tamu | Kopitalisme Toolbar | Partners | Sponsor | Cafeist Prophecies | Hukum Hukum Kopitalisme | PatanYali Factor | Forum Diskusi

DJP:
Memang naskah kopi kental cukup berat untuk ditelaah nikmati. Sampai
sensei Deddy teriak minta tolong bang Agus. Menurut tata bahasa,
Lennon-Lenin termasuk dua kata bersajak punya kesamaan tapi beda
generasi.

KPT:
Wah, untunglah ada Pak Djajaprana yang coba 'melerai' setidaknya sensei Deddy agak lebih tenang… Aku tadinya fikir tulisan itu 'purely and fairly entertaining' seperti ungkapan Pak Rahadi Permadi… Trus anda bilang 'berat' terus sensei Deddy bingung… Aku forward ke beberapa teman di Canada dan disini (yang ngerti bhs Indon) mereka komentar is quiet 'Deep'… Lho? Makane, aku kudu coba jawab baris perbaris, mudah mudahan bisa ada proyeksi. Sekaligus tetap ada tanggapan dari teman teman biar lebih banyak sudut pandang…

DJP:
Nama lagunya imagine, jadi please bayangkan sejauh daya jangkau imajinasi masing-masing. Kayaknya pilosofi Pak Lenon dalam bait lagu imagine kudu dibandingkan dengan bait lagunya Pak Lenin : I hope someday you'll join us . And the world will live as one... (L1) vs The Internationale Unites the human race.....(L2). Kalo mau, bisa juga dibanding dengan Heal the world-nya Michael Jackson.

KPT:
Yes… Setiap saat dan setiap waktu seseorang mendaur ulang 'Imajinasi' orang lain, akibat terinspirasi… Makanya saya berani katakan bahwa peradaban apapun adalah hasil 'cut and fill' dari peradaban sebelumnya.. Seperti yang anda ungkapkan diatas, bisa jadi kata " And the world be live as ONE" di 'daur ulang' oleh Bono Vox kedalam bentuk organisasi "ONE" juga dengan lagu "ONE"… Begitulah kita -manusia dan alam seisinya- mengantar dan mengawal peradaban dari generasi ke generasi…

Demikian pula (2001) saya menterjemahkan term "Anatta" (Sebuah konsep dalam Buddhism) kedalam "Unity of Life" yang diramu dengan "Café" (Dalam hal ini, Internet Café) lalu di sebuah warkop merumuskan "Unity of Life" itu kedalam lima point "Earth for All':

1. Stop the Killings - 2. End the Hate - 3. SAVE THE ENERGY - 4. Respect the Nature and the Cultural Differences. 5. Stop the Environtment Exploitation. (Tanda tangan terakhir ke 150 adalah dari Italia)

Penjabaran itu diluar kerangka ideology dan sains (cut and fill dari 'Anatta' dan 'Café':) tetapi terletak pada "level state of art" (malah mempertanyakan "ideology" dalam kata pengantarnya.) Nah, ke 5 point tersebut diatas bisa kemudian diuraikan secara 'serius' juga bisa secara 'humor'…

Misalkan "The Arts of how to stop the Killings" – 'The Arts of how to End the Hate" … dan seterusnya… (Bisa menjadi judul buku yang terpisah pisah, bok!)

Demikianlah juga gimana dari Karl Marx, Lenin, Lennon, Bono Vox, White Lion, Michael Jackson sampai ke "peminum kopi"… Berbicara pada 'topik' yang sama, dengan 'aksi' dan 'irama' yang berbeda…

Dari sudut kumuh warung kopi, hingga ke gemerlap panggung musik cadas dunia… Huh.. The wars are keep going, when the guitars are keep playing… Are the wars will stop if pabrik senajata jadi pabrik gitar aja semua? The wars will keep going towards our selves over our own "feelings" and "standards". .. But that’s better.....

Ngomong ngomong kalau ada text lagu dari COUP DE BOULE,- Zidane il a taper… Bisa di share dong?... he..he..he…

May FUN be with you…

Kopitalisme:
http://kopitalisme.tk



Enter content here

Enter content here

Enter supporting content here

One of the most universal -morning- ritual is to drink coffee:)