Thread "Sifat Bangsa Indonesia
Menghambat Kemajuannya"
Ruang agama bagi saya hanya pantas dikunjungi
sesekali, tapi saya
lebih senang "minum kopi" dan "mengobrol"
di ruangan lain, mungkin
ruang ekonomi, ruang politik, ruang
international conflict, dan lain
sebagainya.
Diversifikasi Topik
tiada batas, Kreatifitas penulis, dan dedikasi penuh
terhadap rasionalitas dan pluralisme.
Itulah yang akan membuat forum
ini berkembang pesat.
Nicholas Goddard, apakabar, 31 Agustus
2006.
========================
Memang kita tidak boleh melihat kebelakang,
tidak boleh menyalahkan
bangsa lain ,menurut saya kesimpulannya
kalau begitu memang
semuanya
karena tabiat manusia indonesianya
yang demikian,senangnya
pertumpahan darah dari waktu pki dibunuh sampai peristiwa mei
1998,bom bali, dan sebaganya
ternyata memang tabiat manusia
indonesia yang sudah parah sekali memang betul kita tidak boleh
menyalahkan orang lain,benar
saya setuju,jadi analisa saya ternyata
salah selama ini seperti yang anda -anda katakan ,ternyata
manusianya indonesia
yang perlu bebenah sendiri,jangan jadi bangsa
yang barbar,kalau tidak mau nkri hancur.
Soleil0k, apakabar, 31 Mei 2006.
====================
Setuju.
Berarti sekarang "bola" nya
berada di generasi sekarang.
Apapun yang terjadi di masa lalu, apapun
yang dilakukan oleh kolonial
Belanda, sudah tidak perlu kita sesali
lagi. Kalau kita menginginkan
bangsa ini untuk tetap eksis 1000 tahun
lagi, kita harus melakukan
sesuatu terhadap "sifat2" yang menghambat
kemajuan kita.
Prasangka atas dasar SARA memang masih ada. Saya menganggap
tugas kita semua untuk memotong prasangka
itu agar tidak menjadi
warisan bagi generasi berikutnya. Ini
akan sangat memakan waktu dan
energi, entah butuh berapa generasi
untuk membuat prasangka SARA
ini terkikis habis.
Kita mulai
dari yang paling sederhana, diri kita sendiri. Memiliki
prasangka SARA atas orang lain masih
dihitung perilaku wajar ASALKAN
disimpan dalam hati dan tidak melebur
melalui ucapan dan perbuatan.
Prasangka di dalam hati dilawan dengan
keinginan keras untuk toleransi agar bisa hidup rukun di negara ini.
Kemudian, setelah mengalahkan prasangka di dalam
hati, kita mulai
dengan orang2 terdekat kita. Marilah
kita ajarkan anak2 kita yang
kelak akan menjadi generasi pengganti
kita, untuk tidak memiliki
prasangka SARA, atau kalaupun sudah
terlanjur ada, bisa
mengendalikannya di dalam hati.
Ibu
pertiwi yang menjunjung tinggi sekularisme dan pluralisme akan
menjadi kekuatan yang luar biasa, langit
pun tidak menjadi batas untuk
hal-hal yang bisa dilakukan oleh Ibu
pertiwi dalam kondisi itu. Ketika
kita berhenti menunjuk, menuding, berebut
menjadi agama yang paling
agung dan memaksakan keyakinan kita
sebagai keyakinan seluruh
negara, di saat itu pulalah, kita memasuki
peradaban baru.
Bagi mereka
yang mengaku percaya kepada Tuhan, liatlah begitu
banyak yang diberikan
oleh Tuhan kepada bangsa ini untuk bisa maju
dan makmur. Kutukan
yang muncul atas bangsa ini sehingga semakin
terpuruk justru
bukan dari Tuhan, tapi dari prilaku bangsa Indonesia
sendiri.
Tugas besar
ada di tangan kita.
Nicholas Goddard, apakabar, 31 Mei 2006.
=================================
Hai Seks,
Saya setuju dengan yang
kamu tulis ini Introspeksi, mind and
mental... Serta melihat 'kedepan'
Keadaan dunia berubah cepat, lihatlah Sejak manusia melakukan
banyak penemuan mesin-mesin yang menghasilkan
revolusi peradaban
di dunia ini, dunia pun menjadi ajang
pemenuhan ego dan keserakahan.
Selain menciptakan hal-hal yang mempermudah
kehidupan manusia,
turut terciptalah senjata-senjata pembunuh
sesama yang semakin hari
semakin canggih. Sementara ilmu pengetahuan
bidang kesehatan terus
berlomba kecanggihannya dengan penyakit-penyakit
baru yang muncul
dengan keganasannya. Para dokter berlomba
dengan keganasan
penyakit untuk mempertahankan hidup
seseorang.
Banyak nasihat
mengingatkan kenapa Tuhan / alam/ dewa
menciptakan mata kita menghadap ke depan.
Tuhan/ alam/ dewa
menginginkan kita memandang ke depan
untuk menata masa depan
yang lebih baik. Kenapa juga Mereka
menciptakan dua telinga, kaki,
tangan. tetapi mulut kita hanya satu..?
Tuhan/ alam/ dewa
menginginkan kita lebih banyak mendengar,
bergerak, dan berbuat
daripada banyak berbicara.....!
Jika para pemimpin dan pejabat bangsa ini hanya berkutat untuk
mempermasalahkan masa lalu, dengan banyak
bicara tetapi sedikit mendengar,
tentu hidup ini terasa seperti jalan
di tempat, kita kalah dalam banyak hal dengan
bangsa lain yang jauh lebih kecil, baik
jumlah penduduk maupun luas wilayahnya.
Marilah
semua saudara sebangsa dan se-Tanah Air, kita harus bangkit untuk
menata kehidupan berbangsa dengan lebih
baik, lebih damai. Kita menyaksikan
bagaimana presiden kita, Bapak SBY,
berucap bahwa kita memang harus belajar
banyak dan menyadari bahwa bangsa kita
"masih miskin dalam hal pergorganisasian,
koordinasi, komando, pengendalian".
Tentu saja dengan menyadari kekurangan
kita dan berusaha untuk
memperbaikinya, barulah kita bisa merasakan
faedah perubahan itu.
salam persatuan,
Lianny Hendranata, apakabar, 1 Juni
2006.
=====================================
Tanggapan SeksPeare
selanjutnya ini ditujukan kepada pesan Daan Asmara di
bawah...
Kalau itu 'teori' anda lakukanlah sesuatu
sesuai dengan keyakinan anda itu, akan
habis waktu hanya untuk membicarakan
mana yang perlu melihat 'kebelakang'
atau 'kedepan'.
Seperti yang saya illustrasikan dalam salah satu karikatur berjudul 'NATO" (Talk...
Talk... Talk...) 3 orang hanya duduk
berdiskusi saling berteori tentang bagaimana
menjaga rumah warisan, di dalam sebuah
rumah yang sedang terbakar...
Saya sendiri dengan berbagai aktifitas/kreatifitas selalu
melihat 'kedepan'...
Termasuk diantaranya tentang upaya upaya
pencegahan konflik horisontal di
daerah saya sendiri (city scope)...
Sudahkah anda melakukan sesuatu untuk
daerah anda?... Sesuai dengan 'teori'
anda itu?... Berikan contoh konkrit yang anda lakukan sesuai perkataan/teori anda, agar perspektifnya jelas serta bukan hanya
andai andai, agar kita lebih fokus dalam
diskusi ini.
SeksPeare
http://sekspeare.tk
http://kopitalisme.tk
Apakabar, 1 juni 2006.
Tanggapan atas pesan
dibawah ini:
Daan Asmara - AD2 <Daan@capcx.com> wrote:
Melihat masa lalu terpaksa harus dilakukan
bila kita mengalami
kemunduran/salah arah,perumpamaannya
begini bila anda salah melalui
persimpangan dan anda memasuki jalur
yang salah dimana jalur salah itu akan
mengarahkan anda pada suatu titik yang
bukan merupakan tujuan kita maka satu
2nya cara adalah kembali lagi kepersimpangan
semula baru kita cari jalur yang
benar yang ada pada persimpangan tersebut.Tidak
semua persoalan dapat diatasi
dengan melihat kedepan terus bila kita
berada dijalur yang tidak benar.Demikian
juga dengan Bangsa Indonesia yang mengalami
kemunduran budaya, kita tidak
dapat melaju terus dengan budaya yang
tidak sesuai dengan situasi dan kondisi
kita,kita harus kembali kemasa lalu
untuk melihat kesalahan apa yang terjadi
dimasa lalu setelah benang merahnya
didapat barulah kita melakukan perbaikan2
yang dasarnya adalah masa lalu yang
merupakan starting point dari kesalahan
tersebut, setelah itu barulah kita mulai
memandang kedepan kembali.
Sebagai contoh lagi, saya menyukai otomotiv,saya
menyukai memodifikasi mesin
mobil,suatu hari saya mengganti noken
as saya dengan noken as yang mempunyai
sudut yang lebih tajam dengan harapan
mendapatkan kecepatan maksimal karena
pembakaran diharapkan akan lebih sempurna,nyatanya
modifikasi tersebut
mengakibatkan mesin susah dinyalakan
karena sudutnya terlalu tajam,terpaksa
noken as lama saya gunakan kembali karena
nyatanya tidak ada noken as lebih
tepat selain yang orisinil,kemudian
modifikasi saya lakukan pada system
pengapiannya.Demikianlah sekedar illustrasi
bahwa bila kita salah dalam
melakukan perubahan dan kesalahan tersebut
sudah sangat mendasar sehingga
sukar untuk disempurnakan lagi mau tidak
mau kita harus kembalikan dahulu pada
keadaan semula pada titik sebelum dilakukan
perubahan barulah kita lakukan lagi
penyempurnaan dengan mempelajari kesalahan2
yang dibuat sebelumnya.
============================
Lianny Hendranata
Quote: Banyak
nasihat mengingatkan kenapa Tuhan / alam/ dewa menciptakan
mata kita menghadap ke depan. Tuhan/
alam/ dewa menginginkan kita
memandang ke depan untuk menata masa
depan yang lebih baik. Kenapa juga
Mereka menciptakan dua telinga, kaki,
tangan. tetapi mulut kita hanya satu..?
Tuhan/ alam/ dewa menginginkan kita
lebih banyak mendengar, bergerak, dan
berbuat daripada banyak berbicara.....!
End of quote.
SeksPeare:
Itulah sesuai thread ini yang membicarakan "Sifat Manusia"…
"Manusia" is not a
static creature. They are growing, changing
and moving… Mereka berubah sesuai
waktu, kebutuhan, tantangan dan lain
lain…
Coba bayangkan
repotnya jika kita melihat "kebelakang" soal SuperSemar
(katakanlah) Apa jadinya? Kita
akan kehabisan waktu dan tenaga soal legalitas
dan landasan sejarah... Habis waktu
dipakai untuk mengkutu kutui kejadian masa
lalu, hingga tahun 2010-pun belum tentu
selesai... Nah, apakah tantangan tahun
2005 sama dengan tahun 2010? Bedanya
memang cuman lima tahun... Tetapi
ingat, perubahan itu seperti gelombang
ombak... Jika tidak siap kita akan
tergulung... Untuk itulah "visioner"
dibutuhkan... Cilakanya kita belum punya
visioner dan negarawan, yang mempunyai
visi jelas tentang 'what the funk is going on' in the near future... (Lha, wong soal bbm saja selama ini hanya dijadikan issue
politis, kok?)
Membicarakan 'sifat manusia' kemudian mengambil contoh dengan "noken
as"
nggak nyambung. "Noken as" itu benda
statis. Sedangkan kita sedang diskusi
tentang "Sifat Manusia Indonesia"...
saya ulang "Sifat Manusia Indonesia"! ... Kita
tidak sedang di dalam bengkel/garasi
sambil membicarakan soal "alat alat mobil"
… Ha..ha..ha..
Nice to hear you again...
SeksPeare
http://sekspeare.tk
http://kopitalisme.tk
Apakabar, 2 Juni 2006.
=================================
Thread: Islam Tidak
Mengalami Pendiskreditan
(Quote)
Tak banyak sebenarnya yang
masuk kategori Taleban
dan manusia macam demikian kalau nggak insyaf akhirnya juga tak akan
tenang, penuh kebencian,
penuh kedengkian, penuh iri hati dan tak
akan tentram dalam kehidupan sehingga kemungkinan kalau dia tak
berubah akan
menjadi manusia gagal. (End of quote)
SeksPeare:
Bagaimana mengidentifikasi dan menjustifikasi kedengkian dan
iri hati? Karena
mereka para 'talibanist' bisa menuduh
balik dengan tuduhan yang sama, dengan
dalih bahwa maraknya syariahisasi di
indonesia(L) telah menimbulkan iri hati
dikalangan 'pluralist' bukan? Debat
based on theories, ideologies, laws, versus dalil
dalil ayat nggak akan ada ujungnya...
Jika agenda talibanisme berjalan mulus karena disebabkan oleh -salah satunya-
'under estimate' dari para 'pluralist'.
.. Maka mereka yang menggunakan agenda
tersebut (PoliTikus based on religion)
yang 'berhasil' (bukan menjadi manusia
gagal, seperti kata anda)
Siapa
yang gagal? Mereka adalah massa pendukung kelelep yang termobilisasi
yang sempat dibodohilah yang menjadi
manusia gagal.
Ini yang gawat karena makin banyak manusia
gagal, semakin parah penyakit
"kanker sosial Indonesia(L) "... Dibutuhkan
serum anti kanker... Gimana itu?
Aku punya usul, gimana kalau ditiap kelurahan atau kecamatan dibuat ring pertandingan
silat. Si "talebanist" disuruh berdo'a pada tuhannya sebelum pertandingan melawan si "pluralist". Siapa yang berhasil menanggalkan
-minimal- 2 biji gigi lawannya, maka dia adalah pemenangnya. ..
Kalau si "talebanist" kalah, giginya ilang 2 biji,
berarti tuhannya nggak mendukung
dia, sehingga nggak usah sok sokan membela
tuhan segala macem.
Jika si "pluralist" yang kalah, berarti kecamatan atau kelurahannya ada dalam
aturan para "talebanist" hingga republik
indonesia(L) semaput, tetapi setidaknya
perjuangannya bagi pluralisme di Indonesia,
udah nggak tanggung tanggung.
Jenjang kompetisinya juga dari ajang
kelurahan, kecamatan hingga ke level kota
dan propinsi sampai ke tingkat nasional..
he..he..
Setiap pertandingan dipungut karcis, sebagian karcis masuk pajak PAD, sebagian
lagi untuk orang miskin disekitar kelurahan
atau kecamatan itu, itung itung
sebagai 'kurban' yang berkesinambungan:
)...
Dan kalau dalam pertandingan silatnya nanti, para kontestan dari talibanist
menggunakan pakaian adat arab, dari
kontestan pluralist menggunakan pakaian
adat masing masing, bisa dijual jadi
objek wisata budaya, cak!..ha..ha. .ha..
Ayooo siapa berani? ... Saya janji, saya akan daftar duluan jadi kontestan...
May FUN be with you
SeksPeare
http://sekspeare. tk
http://kopitalisme. tk
====================================
Note:
Kedepan, anda akan
bisa men-download kumpulan naskah atau text diskusi
'Kopitalisme' dari berbagai milis dalam bentuk format 'word' di halaman ini.